Pernyataan Subsidi BBM, Apakah Menyesatkan?

 Beberapa waktu belakangan ini ada berita yang cukup ramai diberitakan selain peristiwa "Sambo", yaitu tentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dengan alasan harga minyak dunia yang tinggi, pemerintah berencana akan menaikkan harga BBM.

Sebelumnya pemerintah sudah menaikkan harga BBM, namun terbatas pada jenis jenis tertentu, seperti: Pertamax, Pertamax Turbo, Dex dll. Tentu saja dengan gap harga yang lumayan, jadinya masyarakat banyak yang beralih dari yang tadinya menggunakan pertamax menjadi ke Pertalite yang lebih murah harganya.

Akibatnya terjadi antrian panjang dimana-mana bahkan sampai terjadi kehabisan stok Pertalite di beberapa Statsiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Kali ini rencanyanya akan dinaikkan semuanya, mulai dari Pertalite, Pertamax dll, hal ini dirasakan akan cukup memberatkan, sebab selain dari kenaikan harga BBM itu sendiri, pastinya akan terjadi kenaikan harga-harga di masyarakat, karena otomatis biaya transportasi baran akan naik juga kan.

Pemerintah berdalih karena harga minyak yang tinggi sehingga harga keekonomiannya jauh lebih tinggi di atas harga sekarang. Padahal dalam beberapa minggu belakangan ini harga minyak dunia cenderung menurun:

Grafik harga minyak dunia

Lalu, pemerintah juga membanding bandingkan dengan harga BBM di luar negeri seperti di Singapura dan Jerman yang harganya mencapai 32 ribuan per liternya. Tapi... pemerintah gak mau menyebutkan berapa harga jual BBM di Malaysia yang hanya sekitar 6 ribuan per liternya itupun yang kualitasnya setara dengan Pertamax - Pertamax Turbo (RON 95).

Terus kalau mau dibandingkan, berapa perbandingan pendapatan per kapita-nya?

Pendapatan per kapita Indonesia sebesar USD 4290 atau sekitar Rp 62 juta per tahunnya.

Pendapatan per kapita Jerman sebesar USD 33600 atau sekitar  Rp 487 juta per tahunnya.

Pendapatan per kapita Singapura sebesar USD 59700 atau sekitar Rp 865 juta per tahunnya.

Lumayan jauh juga yah... memang sabar warga negara Indonesia ini hehe...

Itu pun negara Singapura dan Jerman tidak memproduksi minyak di dalam negerinya, berbeda dengan Indonesia yang mempunyai sumber daya alam minyak bumi, yang menurut UUD 45 pasal 33, "Sumber kekayaan alam, dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat", bukan untuk kemakmuran para pejabat yah... ingat itu ;)

Kemudian pemerintah pun menyatakan bahwa subsidi BBM mencapai lebih dari 500 trilyun rupiah, padahal menurut pengamat ekonomi, realisasi subsidi BBM tahun 2022 ini hanya mencapai 88 trilyun rupiah, selebihnya merupakan kompensasi bagi Pertamina dan PLN...

komponen subsidi BBM

lah terus apa itu kompensasi, apa untuk biaya operasional? termasuk pembayaran gaji untuk para direksi dan komisarisnya? berarti komponen terbesarnya buat para pejabat dunk, piye toh?



Comments

Popular posts from this blog

Pulsa Telkomsel Terpotong Sendirinya - Lho Koq Bisa?

Pengalaman Menjadi Mystery Shopper

Paket Unlimited Dari Telkomsel Ada Yang Bagus - Ada Yang Ribet