Pengalaman Masuk Jalan TOL Setelah Semuanya Wajib Mengunakan Gerbang TOL Elektronik (GTO)

Setelah tanggal 31 Oktober 2017 yang lalu Jasa Marga sebagai pengelola jalan TOL mewajibkan semua kendaraan yang melalui gerbang tol mengunakan kartu elektronik untuk melewati gerbangnya, saya belum pernah melewati jalan tol lagi, baru kemarin tanggal 26 November memakai jalan tol dari Bandung dengan tujuan Bekasi.

Setelah terbitnya aturan bahwa semua kendaraan wajib melalui GTO, saya lihat di berita-berita terjadi kemacetan panjang akibat diberlakukannya ini. Misalnya di gerbang Tol Cileunyi kemacetan bahkan mengular sampai ke Rancaekek dan kejadian seperti ini hampir terjadi di semua gerbang tol.

Penyebabnya kemungkinan karena ketidaktahuan para pengemudi kendaraan bagaimana cara melewati gerbang elektronik ini seperti yang saya alami setahun lalu yang saya tuliskan disini dimana terjadi hal yang cukup memalukan saat melewati gerbang tol elektronik tersebut.

Cara melewati GTO ini cukup mudah sebenarnya, dan hal pertama yang perlu kita miliki adalah kartu elektronik yang sudah terisi dengan dana yang cukup. Kartu perdana dan pengisian deposit bisa dilakukan dengan mudah melalui toko-toko retail seperti Alfamart atau Indomaret. Sekarang ini tersedia banyak pilihan kartu elektronik misalnya E-Toll dan E-Money dari Bank Mandiri, Flazz Card dari BCA, dan bank-bank lainnya seperti BNI. Harganya pun sekarang sudah lebih murah, kalau dulu pertama kali saya beli kartu E-Toll harganya Rp 50.000,- dengan deposit sebesar Rp 30.000,- yang berarti harga kartunya sebesar Rp 20.000,-

Nah kalau sekarang harga Rp 50.000,- sudah termasuk deposit sebesar Rp 40.000,- bahkan beberapa waktu yang lalu sempat ada promosi harga kartu Rp 50.000 isi depositnya pun sama sebesar 50 ribu rupiah. Saat ini saya ada kartu E-money yang akan didepositkan dana untuk keperluan biaya masuk ke jalan tol. Untuk mengisinya saya lakukan di minimarket yang ada di dekat rumah saja biar gampang. Sebelum dilakukan pengisian, kartu tersebut dicek dulu ada berapa dana yang tersedia. Setelah di cek ternyata ada dana sejumlah Rp 21.000,-

Tadinya saya mau isi sejumlah 120.000 saja eh, ternyata gak bisa, nominial pengisiannya kelipatan 50 ribuan, yah... jadi saya isi saja Rp150.000 jadi total dana yang tersimpan Rp 171.000,- oya ada biaya seribu rupian untuk biaya administrasinya, tapi gak tertulis sih di struk pembelanjaannya....

Inilah penampakan E-Money Mandiri
Inilah penampakan E-Money Mandiri
Keesokan harinya saya sudah siap berangkat dari rumah menuju Bekasi, cek dulu Google Maps buat lihat trafik, lalu memutuskan untuk melewati gerbang tol Pasteur, karena kelihatannya lancar, cuma agak macet pas di daerah gasibu, yah soalnya hari minggu sih, udah mendingan sih sekarang mah, biar macet tapi masih bisa jalan, jadi bisa dikatakan padat lancar. Dulu sebelum dilakukan penertiban pedangan di kawasan gasibu ini, jangan berharap mobil bisa lewat deh... jalannya ketutup sama yang jualan...

Dan benar saja di jalan relatif lancar, hanya di kawasan Gasibu yang agak padat, selepas itu lancar jaya sampai ke gerbang tol Pasteur. Di pintu gerbang tol ini relatif lancar, tidak banyak mobil yang lewat gerbang ini, mungkin karena masih cukup pagi sekitar jam 8an lah...
Melewati gerbang tol ini cukup mudah, cukup tempelkan kartu ke area pembaca/reader kartunya, dalam beberapa detik palang pintunya terbuka secara otomatis. Kali ini saya sempat merekam prosesnya agar lebih jelas:

Proses masuk jalan Tol

Dan dalam waktu sekitar 2,5 jam (sempat istirahat dulu sambil isi bensin di rest area) sampai di pintu gerbang Tol Cikarang. Nah kalau disini pos-posnya cukup banyak mungkin sekitar belasan post pintu keluarnya karena kendaraan yang melewatinya sangat banyak. Saat keluar ini entah kenapa antriannya sangat lama sedangkan di pos-pos yang lain lancar, sepertinya mobil yang paling depan ada masalah saat melakukan proses pembanyarannya. Setelah menunggu beberapa menit terlihat antrian yang lumayan panjang di belakang, sempat akan pindah lajur, tapi untungnya sudah bisa jalan kembali.

Proses keluar dari pos ini pun cukup mudah, sama seperti saat masuk tadi, cukup menempelkan di area readernya (ada petunjuknya) dalam beberapa detik akan terbaca, mesin mengeluarkan struk bukti pembayarannya dan palang pintunya kemudian terbuka. Selesai deh...

Proses keluar jalan tol

Pulangnya pun sama begitu prosesnya. Namun waktu itu gak sempat lihat di Google Maps dulu karena sedang menyetir dan terpikirnya tadi pagi kan lancar, kemudian saat sampe di gerbang Tol Pasteur sudah jam 10 malam, kayaknya lancar karena udah malem...

Ternyata eh ternyata, macet parah... kirain karena adanya proyek perbaikan sungat di Jl. Pasteur ternyata jalan layang Pasupatinya yang ditutup, karena macet jadi sempat lihat di maps, kayaknya ditutupnya baru soalnya di jalan lanyangnya juga berwarna merah hati yang berarti macet parah, dan semua kendaraan diarahkan ke jalan di bawahnya, setelah terjebak macet selama lebih dari 1 jam akhirnya sampai juga di rumah dengan selamat :)

Macet parah di jalan Pasteur
Macet parah di jalan Pasteur

Yah, begitulah proses atau cara masuk dan keluar dari jalan tol dengan gerbang tol elektronik (GTO) ini, cukup mudah sebenarnya, tapi kalau dilihat dari segi waktu keefektifannya, sepertinya tidak berbeda jauh dengan sistem manual, malah saat poses masuknya lebih cepat dengan hanya mengambil kartu dibandingkan dengan menempelkan kartu ke mesin pembaca. Begitu juga dengan proses keluarnya, sepertinya petugas jalan tolnya sudah dilakukan training dan mungkin sudah terbiasa juga, jadi proses pebayarannya pun lumayan cepat, jadi perbedaan waktunya tidak signifikan menurut opini saya sih. Kemudian jadi tidak ekslusif lagi yang punya kartu elektronik, kalau dulu kan di pintu GTO biasanya kosong melompong sedangkan jalur-jalur yang manual lebih sering terjadi antrian, sekarang sama saja.

Kalau memang inginnya lebih cepat seharusnya semua kendaraan menggunakan kartu dengan wireless device, jadi pengemudi tidak sampai berhenti untuk melakukan proses masuk dan keluar jalan tol, cukup melaju dengan kecepatan 5 km/jam (tidak sampai berhenti). Namun alatnya tersebut saat ini masih mahal harganya, sekitar 400ribuan kalau tidak salah, mudah-mudahan kedepannya harga alatnya tidak terlalu mahal jadi bisa lebih cepat lagi prosesnya sehingga masuk dan keluar jalan tol bisa lebih lancar. Aamiin...

Comments

Popular posts from this blog

Pulsa Telkomsel Terpotong Sendirinya - Lho Koq Bisa?

Pengalaman Menjadi Mystery Shopper

Paket Unlimited Dari Telkomsel Ada Yang Bagus - Ada Yang Ribet